Derai-derai Cemara
← Kembali

Derai-derai Cemara

Penulis: Chairil Anwar

Tahun: 1949

Subjek: Kesendirian dan Kehampaan, Keterbatasan Manusia, Eksistensialisme

Abstrak/Deskripsi Singkat:
Puisi "Derai-derai Cemara" menggambarkan usaha manusia dalam menghadapi masalah, kondisi, dan kehidupan yang absurd. Chairil Anwar menggunakan metafora alam, seperti cemara yang menderai dan angin yang terpendam, untuk menggambarkan perasaan terasing dan kesendirian dalam kehidupan. Puisi ini mencerminkan perjuangan batin dan kesadaran akan kekalahan yang tak terhindarkan, serta ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan terdalam sebelum akhirnya menyerah .


Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendamAku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah